Minggu, 24 Oktober 2010

keanehan tetangga baru


Disini banyak kosakata yang aneh dan tidak dapat saya pahami, jika mungkin mereka merangkai kata-kata mereka dalam sebuah kalimat, sama saja tak dapat didefinisikan dengan jelas dan benar. Sedikit heran juga, kenapa mereka memakai bahasa yang aneh itu? Kenapa mereka tak menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai dengan yang ada di KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) karangan Arif Hakim? Bukankah jika mereka menciptakan istilah-istilah aneh, akan semakin merepotkan mereka dalam menghafalnya? Ya itulah, jika kita ingin tahu-menahu tantang kegiatan orang lain maka kita harus belajar budaya mereka terlebih dahulu, yang paling penting adalah, mengamati mereka berkomunikasi, dan mempraktekkan cara mereka berkomunikasi. Kebingungan yang berlebihan membuat saya menulis tanpa arah dan tujuan, sebuah modem murah yang membawa sial, itu alasannya. Karena saya mendownload beberapa file, jika saya tambah browsing, bisa semakin lama. Akhirnya iseng aja lah saya nulis, daripada emosi dengan perangkat yang sangat berfungsi ini, sebenarnya membuat sebuah karangan itu sangat sederhana caranya, apabila kita tau bagaimana caranya. Tapi karena tidak tahu caranya maka menjadi sangat tidak sederhana. Perlu diketahui, karangan adalah beberapa yang banyak huruf disusun secara acak, baik disengaja maupun tidak sengaja dan akhirnya menjadi sebuah kata, setelah menjadi sebuah kata kita perlu menggabungkan beberapa kata menjadi sebuah frase, ketika frase terbentuk kalimat belum lahir, karena kalimat harus mempunyai huruf kapital di awal dan diakiri tanda titik, apabila sudah terjadi yang seperti layaknya kita bayangkan saja karangan adalah sebuah masakan, karangan adalah makanan yang bisa dimakan, yang dimakan dengan cara dibaca. Sebuah masakan yang enak, pasti mengandung bumbu yang bagus. Jadi karangan menjadi enak dibaca jikalau bagus, jikalau tidak enak maka tidak bagus. Dari beberapa huruf yang akhirnya menjadi kata lalu kata digabungkan menjadi frase setelah punya titik dan huruf kapital menjadi kalimat yang nantinya membentuk paragraf didalam karangan. Memang butuh waktu untuk membuat sebuah karangan, apalagi karangan yang bagus. Hari ini sungguh melelahkan, kemarin ada seorang tetangga yang hidup disebelah kamar kos saya, masuk dan menghampiri lalu kita berbincang-bincang dengan obrolan yang sangat membosankan. Ingin saya mengusirnya, tapi apa daya lah saya segan mengatakannya. Ketika jarum jam bebrbentuk siku siku di sembilan puluh derajat pertama, sempatkan waktu untuk memanjakan badan dengan membasuhnya dengan beberapa galon air. Selepasnya itu berangkat menuntut ilmu, beruntung sekali waktu itu dia dengan sendirinya keluar dari kamar saya yang akan segera saya tinggalkan. Lalu setelah itu saya melakukan kegiaten perkuliahan seperti biasa dan tidak istimewa, setelah yang lalu baru saja itu, habis masa belajar dan saya dengan teman saya mengajak saya untuk bertemu dengan temannya teman saya yang juga teman saya juga dan bukan teman kalian. Lalu setelah hal itu kami lakui bersama, kami berharap mendapatinya. Dan akhirnya kami makan karena sudah menjadi lapar, ditengah acara permakanan hujan deras yang menderu-deru dan sangat bahaya membuat kami berdiam lama di tempat kami melalui kegiatan permakanan. Sesampainya hujan sudah tidak berbahaya dan menjadi bersahabat, kami pulang ke tempat kos masing-masing. Lalu sampai di kos biasa saja apabila beberapa jam yang lalu itu saya tidak dihampiri oleh tetangga yang tinggal disebelah kamar kos saya. Jadi ada kejadian luar biasa yang saya sedikit tidak suka yang hampir menjadi banyak. Setelah tenggelam dalam obrolan yang sangat menjemukan, dia bertanya “punya bokep ga?” Ya ampun hari gini bokep udah ga zaman kan? Kesal juga ketika itu, padahal sudah bertahun lewat silam saya mengkonsumsi video yang tidak baik itu, dia melontarkan kalimat-kalimat yang memojokkan saya, supaya saya mau untuk mencarikan video yang tidak-tidak itu di dunia maya. Dan ketika saya pulang dari kegiatan belajar, ternyata dia menunggu dan menginginkan video itu untuk fantasi yang tidak-tidak. Pura-pura menyibukkan diri, dan akhirnya dia belum bosan dan belum berakhir sampai disitu saja. Dia menonton acara televisi dikamar saya dan menunggu saya sampai saya tidak sibuk. Berakhir sampai ada seseorang dari teman saya mengajak keluar, akan tetapi dia tak kunjung keluar. Dan setelah beberapa detik yang terasa lama, akhirnya dia keluar dan saya sangat senang bisa terbebas dari mereka. Ketika saya pulang dini hari, saya kembali sibuk dengan layar flat empat belas inchi saya. Dan sampai pagi hari saya masih bersibuk dengan urusan saya. Hari mulai terang sekitar jam seratus delapan puluh derajat, pintu kamar saya diketok-ketok bahkan digedor-gedor dengan sangat kerasnya hingga telinga saya tersiksa, seketika itu saya pura-pura tidur dan akhirnya tidur. Sejak saat itu saya berniat untuk berpindah kos.
Sungguh sangat malang nasib saya ketika itu, tapi saya lalui dengan sendiri dan dengan sangat tidak putus asa dan semoga cepat berakhir. Lucunya mereka tak sadar kalau mereka sedang saya bicarakan. :))

Tidak ada komentar: